Hartadan Takhta Hanya Titipan Tuhan — Renungan Hari Minggu. Harta dan Takhta Hanya Titipan Tuhan: Renungan Hari Minggu, 24 Agustus 2020 — JalaPress.com; Bacaan I: Yes. 22:19-23; Bacaan II : Rm. 11:33-36. Kadang kita terjebak untuk besar kepala dan tinggi hati. Kita merasa diri hebat dan seperti tidak ada lagi orang lain yang sehebat kita.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Semua yang kita miliki dalam hidup ini pada hakekatnya merupakan titipan Sang Khalik, Zat yang maha memiliki dan maha berkuasa atas seluruh alam semesta ini. Sebagai manusia kita hanya diberi Sang Pemilik hak pakai sementara. Waktu dan masa pakainya tidak ada yang tahu pasti, tergantung Sang Pemilik kapan Dia akan mengambil lagi semua yang pernah dititipkan pada kita. Ada yang cepat, ada yang lambat bahkan ada yang sangat lama sekali sehingga sangkin lamanya kita seringkali lupa bahwa semua kepunyaan kita itu hanya merupakan titipanNya. Hanya saja Sang Pemilik berbaik hati dengan memberikan waktu yang lebih lama sebelum mengambilnya lagi. Istri, suami, anak-anak, harta benda, jabatan kesemuanya itu merupakan titipan Sang Pemilik. Dalam setiap titipan-titipan-Nya tersebut ada ujian, sejauhmana kita kita bisa amanah terhadap apa yang telah dititipkan-Nya. Seorang istri adalah sebuah amanah bagi suami agar dapat membimbingnya dan bersabar atasnya, pengalihan tanggungjawab dari orangtuanya kepada suami saat menikah yang dipersaksikan oleh Allah swt. Demikian juga halnya dengan anak-anak, yang merupakan amanah dari Allah swt. kepada orangtua untuk mengasuhnya, membimbingnya, memastikannya agar tetap bisa berada dijalan-Nya. Bagian yang tersulit adalah apakah kita bisa ikhlas saat Sang Pemilik mengambil kembali segala sesuatu yang pernah dititipkan-Nya. Sulit sekali menghadirkan perasaan rela apalagi ikhlas saat Sang Empunya meminta titipan-Nya. Waktu membuat kita sering lupa bahwa semuanya itu hanya sekedar titipan-Nya dan pada waktunya juga akan diambil kembali. Cara Sang Pemilik mengambil titipan-Nya juga unik, berbeda-beda dan tentu saja sesuai dengan keinginan Sang Pemilik. Ada yang diambil satu persatu, bisa dalam rentang waktu yang dekat atau rada lama. Ada yang diambil secara besamaan untuk dua hal atau bahkan lebih sekaligus. Ada yang diambil secara tiba-tiba, tetapi seringkali Sang Pemilik sudah memberikan sinyal-sinyal akan mengambil titipan-Nya, tetapi terkadang firasat yang kurang tajam dan batin yang kurang peka sehingga kita tidak mampu membaca tanda-tanda yang telah diisyaratkan-Nya. Tak perlu sedih saat Sang Empunya mengambil kembali titipan-Nya, hadirkan ikhlas dihati dan ucapkan " Inna lillaahi wainnaa ilaihi raaji'uun " Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah dan sungguh kami akan kembali kepada-Nya. Karena sesungguhnya kita juga dititipkan kedunia ini hanya untuk sementara saja oleh Sang Khalik menuju kehidupan yang lebih abadi. Mari bergegas menyiapkan bekal. Note On board Jakarta-Medan 28 Maret 2012 Sehabis melaksanakan Umrah Lihat Catatan Selengkapnya
Setiapyang kita miliki hanyalah titipan ALLAH. Kapanpun Allah ambil, kita harus siap. Dengan menyadari 2 hal ini, maka: a. ketika kita tertimpa musibah sampai harta benda kita hilang, kita gak nge-shock dan berlarut sedih karna kapanpun bisa ALLAH ambil. b. ketika ada orang yang nasibnya sama seperti kita dulu, kita tidak sombong dan tidak
Hartayang kita miliki hari ini, boleh jadi esok atau lusa akan menjadi milik orang lain. Begitupun dengan jabatan yang kita perjuangkan dengan segala cara, kalaupun bisa diraih pada akhirnya akan dilepaskan juga. Semua hanya sementara, semua hanya titipan untuk suatu masa saja dan pada akhirnya semua itu akan dimintai pertanggung jawabanSungguh semua yang kita miliki adalah titipan Allah. Pasangan hidup adalah titipan, bimbinglah di jalan Allah. Anak-anak adalah titipan, didiklah di jalan Allah. Harta juga titipan, gunakanlah untuk kebaikan di jalan Allah. Pangkat atau jabatan adalah titipan, embanlah dengan amanah, jujur dan bertanggung jawab. Agar semuanya menjadi ibadah kita.
HerdyHerlino: Bukan tegak berdiri pongah yang membuat kita terlihat gagah, hanya padanya semua melambai mencari tujuan. Apa yang kita tulis kini dan lampau, menjadi cahaya kita dihari nanti, di dunia atau di suatu tempat yang tak terbayangkan. Karena kita kini adalah kita nanti, kita punya cahaya dan hanya itu yang membuat hidup kita akan